Sharing by Dr William Tan
Partner First Forum HP Inc., Asia Pacific & Japan
Kuala Lumpur, 28.03.2018
Satu jam yang sangat berkesan! Setiap kata-kata yang disampaikan langsung masuk ke dalam hati. Aku belajar, hidup ini layak diperjuangkan.
Jangan cengeng!
Dr William Tan, dilahirkan normal namun pada umur 2 tahun terdiagnosa polio dan lumpuh. Tentu saja sedih, bahkan ibunya merasa sangat bersalah karena tidak memberikan vaksin polio. Jika hanya diam dan menyesal, tidak ada gunanya karena tidak bisa memperbaiki keadaan. Berani mengambil keputusan melangkah untuk mengapai impian.
First Steps are most difficult steps. Learning the value of persistence.
William kecil berjalan menggunakan tongkat. Mengikuti sekolah pendidikan layaknya anak-anak normal. Keterbatasan fisik tidak dijadikannya alasan mengasihani diri, namun dengan kesadaran penuh bahwa dirinya harus melakukan usaha lebih dari orang normal, making progress, sekecil apapun pencapaian itu adalah tabungan untuk menggapai cita-citanya.
What do you want to do with your life? Jawaban dari pergumulan hatinya adalah ingin menjadi dokter, mau menyelamatkan lebih banyak jiwa. Ketika dia tahu bahwa vaksin polio hanya membutuhkan 2 tetes saja. YA, DUA TETES SAJA. Dr Tan berharap jangan ada lagi anak-anak menjadi lumpuh karena tidak mendapatkan vaksin. YES, itu adalah jawaban dari pergumulan hatinya. Karena itu Dr Tan bersekolah sungguh-sungguh di Raffles Institution lalu melanjutkan kuliah di National University of Singapore (NUS) dan melanjutkan pendidikannya di Harvard University.
Tidak sedikit yang menganggapnya rendah, mentertawakan kondisinya yang cacat. Pada tugas akhirnya, Professor memberikan challenges (pake bahasa Inggris yah kak, karena klo tantangan negatif gitu kedengerannya), “If your disability is permanent, don’t come to my lab” Kurleb, (kurang lebih, red) bayangin yah, ini kan ceritanya mau bergabung dikelas lab untuk operasi pasien.
Kondisi cacat tidak bisa berdiri tanpa alat bantu,
Syaratnya harus tetap berdiri, artinya tidak boleh pakai kursi roda
Dua tangan yang siap bekerja, artinya tidak boleh pakai tongkat.
Kejam? Tega.. Ya, itu mah pikiran cetek.. Orang cengeng yang mengeluh begitu! Dr Tan menjawab Challenges Professor dengan membuat alat penyanggah sehingga dia bisa naik dan dalam posisi berdiri kedua tangan siap bekerja bahkan jadi yang paling tinggi diruangan operasi..
When we focus on solutions and not on problems, the Creative Mind come into play. Our greatest enemies are always our own doubts and fears.
Hobby Dr William Tan adalah sport. Ya, olahraga adalah aktivitas kegemarannya. (Duh berasa ketabok bolak balik). Dia membuat kursi roda khusus agar bisa mengikuti lari marathon. Setiap hari latihan pushup minimal 500 kali untuk menjaga legannya agar kuat mengayuh kursi roda. Paling takjub ketika Dr Tan bercerita melakukan marathon di Antartika dengan jarak tempuh 100km, lebih dari 21 jam 10 menit dan 12 detik dengan suhu ekstrim minus 25 derajat Celcius. Walaupun upaya pertamanya gagal.. Tidak membuatnya terhenti. Upaya kedua, gagal lagi.. Dr Tan melihatnya sebagai pelajaran untuk persiapan agar lebih baik untuk berikutnya. Untuk yang ketiga kali.. He did it! Mental Juara mah begitu, gak cengeng! Melihat sharing perjuangannya dan prestasi sebagai pemegang record dunia untuk pelari marathon di 7 benua.. (Asia, Afrika, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Antartika).
Hidup ini penuh perjuangan! Pada 2009, Dr William Tan divonis kanker darah, leukimia dengan ekspektasi hidup 9-12 bulan (Aaaaah inget mama) sekali lagi dia harus berjuang melawan sel kanker dan memastikan semangat hidupnya lebih besar. Dr Tan mengikuti semua prosedur kemoterapi dan perlahan rambutnya rontok dan menjadi botak. Sampai sekarang dibiarkan botak untuk memberikan dukungan kepada pasien kanker. (so sweet banget yah, aksi tanpa kata, berkata : kalian tak sendiri)
Selama kemoterapi dr Tan terus melakukan latihan dan olahraga. Dan 9 tahun setelahnya, saya masih sehat dan berbagi kepada seluruh pasien kanker untuk memberikan dukungan dan semangattt!
TRANSFORMATION STARTS WITH SELF I will be a better doctor at the National Cancer Centre after my own journey with cancer
We are HP, We are High Performance. Thanks Hewlett Packard for inviting him 😍🤩 #ceritaherryantihe
1 Comment