top of page
Writer's pictureHerryanti Herman

Pastikan COVID-19 Tidak Membunuh Jiwamu

Updated: Feb 23, 2021


  • 31 December 2019 - WHO China melaporkan kasus novel Coronavirus, nCoV yang terjadi di Wuhan, China. Selanjutnya di sebut Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

  • 11 Januari 2020 - Kasus pertama korban COVID-19 meninggal di Wuhan.

  • 20 Januari 2020 - Kasus pertama COVID-19 diluarnegeri, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Thailand

  • 2 Maret 2020 - Kasus pertama COVID-19 terjadi di Indonesia.

  • 11 Maret 2020 - WHO (World Health Organization) mengumumkan secara resmi COVID-19 adalah pandemic global outbreak.

  • 16 Maret 2020 - METRODATA menghimbau Work from Home. Kesehatan karyawan dan keluarga adalah yang paling utama dan penting.

Tidak pernah terbayangkan, baru saja melewati tahun 2020, belum juga kelar Quartal 1 2020, sudah terjadi Pandemi COVID-19 yang mengubah seluruh kehidupan kita.


Sebelum ngobrol lebih jauh, apakah sudah paham perbedaaan Epidemi dan Pandemi? Epidemi adalah wabah penyakit yang terjadi dalam suatu kelompok penduduk di lokasi tertentu, sementara pandemi adalah epidemi dalam skala besar yang mempengaruhi beberapa kelompok penduduk di lokasi yang berbeda.

Dalam bahasa yang sederhana

Epidemi adalah himpunan bagian dari pandemi

Aku pernah membaca literasi pandemi yang pernah terjadi didunia seperti Black Death, Flu Spanyol, Flu Singapore, Flu Babi, SARS dan lainnya. Cerita tentang situasi saat itu sampai dengan kondisi membaik. Yah, kita semua tau, masa krisis sudah berakhir, walaupun belum sepenuhnya hilang, namun sudah ditemukan vaksin dan juga tata cara pengobatan dalam mengatasi penyakit tersebut. Ternyata membaca buku jauh lebih mudah dibandingkan harus menjalani hari-hari ini.


Tidak pernah membayangkan kita semua berada pada masa ini dan mengalami peristiwa yang nantinya akan dicatat didalam sejarah dengan tinta hitam dan kelam. Melewati hari demi hari dengan ketakutan, membaca, melihat dan mendengar berita membuat kita semua semakin bingung. Manusia dihadapkan dengan virus, sesuatu yang tidak terlihat, namun dampaknya nyata, penyebarannya sangat cepat dan merengut banyak korban jiwa (termasuk beberapa orang sahabat dan rekan kerja).


Berikut adalah tips untuk menjaga kesehatan jiwa dan mental, karena selain imun, kita juga perlu menjaga iman.


VIRUS

Menerima kenyataan (walaupun belum tentu ikhlas) bahwa seluruh dunia sedang sakit, mengalami bencana. Kita semua tidak bisa lari dari fakta ini. OK, sekarang waktunya berdamai dengan keadaan. Namun tidak artinya kita berpasrah dan diam saja.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga hati dan pikiran agar tetap SEHAT.

  1. Visual Manusia tercipta untuk lebih mudah mengingat kejadian yang dilihat dibandingkan dengan penjelasan narasi. Gambar bercerita lebih banyak. Nah, ini nasehat penting.. Bijaksanalah dalam menonton berita dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita. Saat ini, social media menjadi sumber informasi yang sangat cepat, kita bisa mengetahui apa yang terjadi dibelahan dunia lain hanya dengan modal handphone dan internet dalam genggaman tangan. Sekali lagi, bijaksanalah! Membaca berita yang benar, karena banyak juga HOAX yang membuat kita menjadi semakin parno nggak jelas. Cek kebenaran beritanya. Dibandingkan membaca hal yang menakutkan, jauh lebih baik untuk membaca buku atau artikel yang berguna, seperti resep masakan, tips olahraga dan hidup sehat.

  2. Verbal Wajar sekali kalau semua orang PANIK, bukannya tidak mengerti, tapi lupa bagaimana harus bersikap dalam simpati dan empati. Menghadapi tekanan dan ketakutan terus menerus, tanpa henti 7x24jam, mulai dari bangun tidur, mengurus keperluan rumah tangga dan juga HARUS bekerja, belum lagi drama mendampingi anak yang sekolah dari rumah dan membutuhkan perhatian nggak kalah extranya. Kebayang! Rasanya pasti lelah sekali. Akhir-akhir ini Tense menjadi semakin tinggi karena sejak Work From Home, bekerja dimulai dari jam 8 pagi dan terkadang belum berakhir sampai jam 8 malam. Mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, dituntut tetap produktif, sekalipun bekerja dari rumah. Potensi bahaya muncul ketika dalam kecapekan maksimal adalah mengeluarkan kata-kata tanpa memikirkannya dengan baik, (udah kepanasan otaknya Bro, mesin ajah bisa overheating!). Kecenderungan manusia melampiaskan emosi dan marah terjadi pada orang terdekat dengan kita. Berdalih, harusnya yah. mereka bisa ngertiin gue! Yah kali, orang lain juga mikirnya sama, dan terjadilah konflik. Bicara dengan nada yang tinggi. Tragis sekali, melukai orang dalam lingkaran terdalam kita yang seharusnya mendapatkan cinta, kasih dan perhatian terbaik. Jadi, bijaksanalah dalam menyaring hal yang ingin diucapkan. Apakah itu benar, apakah itu baik, apakah itu penting? Jangan melupakan kata sederhana seperti, maaf, tolong, terima kasih. Hal yang sangking sederhananya, lupa kita ucapkan. Hidup adalah pilihan. JANGAN MAU hidup seperti truck sampah, menerima omelan orang apalagi nggak benar. Untuk setiap hal yang tidak baik dan tidak benar, siapkan hati untuk mendengar (tanpa -kan, bukan mendengarkan). Bedanya mendengar dan mendengarkan adalah selama kamu tercipta tanpa gangguan indra pendengaran maka, kamu mampu mendengar. Mendengarkan tidak hanya mendengar namun juga butuh mempersiapkan hati dan konsentrasi sehingga memahami maksud pembicaraan. Jadi untuk hal yang tidak baik dan tidak benar, tidak usah dimasukkan ke hati. Cari teman yang baik hati dan pikirannya, yang berani jujur dalam mengoreksi (yah, nggak nyaman tapi demi kebaikan) dan dengan niatan untuk membantu menjadikan diri kita menjadi lebih baik.

  3. Stress Perlu upaya extra untuk memastikan tubuh bisa bertahan dan kebal terhadap penyakit COVID-19 yang belum tahu kapan akan berakhirnya. Asupan makanan bergizi, konsumsi vitamin, olahraga agar tubuh sehat dan kuat. Namun menjaga kesehatan jasmani saja tidak cukup. Nah, ini pikiran. Wajarlah, namanya juga manusa, punya banyak kekhawatiran dan pikiran. Pikiran negatif dalam jumlah yang berlebihan bisa menjadi Virus dan menyerang kesehatan jiwa. Stress adalah perenggut imun terbesar. Cara terbaik menghadapi stress dengan cara melihat sudut pandang yang berbeda, misalnya melihat ancaman sebagai tantangan/ peluang. Tantangan harus dihadapi, bukan dididamkan saja, percayalah tidak akan sirna begitu saja. Perlu memikirkan strategy dan secara konsisten mengerjakannya agar selesai tugas/ tasknya. Orang bahagia dan sukses itu punya kesamaan, yaitu selalu memiliki hati yang bersyukur. Walaupun masalahnya masih tetap sama, biasanya hati kita akan terasa lebih ringan apabila menjalankannya dengan ikhlas. Kenyataannya kalo pake ngomel nggak lebih cepat kok ngerjainnya. Jadi pilih yang bikin hati damai saja yah kak.

  4. Role model Salah satu cara mencegah VIRUS adalah dengan minum VITAMIN. Demikian juga kesehatan jiwa, kita perlu memiliki sahabat, rekan kerja atau tokoh besar, pemuka agama atau siapalah gitu kak, yang hidupnya memberikan inspirasi buat kamu. Semacam mood booster gitu. Cara lainnya untuk mendapatkan energi positif adalah dengan meluangkan waktu membaca buku, berdoa dan meditasi. Nggak ada salahnya mencoba, sejenak, mengajak dirimu berbicara. Mungkin ada banyak hal yang ingin ia ceritakan, namun selama ini tidak ada kesempatan karena kamu (sok) sibuk melulu.


Teriring doaku agar kakak semuanya senantiasa SEHAT jiwa dan raga, BAHAGIA lahir dan batin. Apabila ada tips agar tetap waras - sehat dan bahagia boleh sharing disini yah kak.. Terima kasih, thenkiu.





24 views1 comment

Recent Posts

See All

1 Comment


Karin Ogi
Karin Ogi
Feb 23, 2021


Like
bottom of page