Sebagai makhluk sosisal, kita tidak hidup sendirian. Didalam kehidupan ini ada orang lain. Penting sekali hidup bersama dengan selaras dan harmonis. Hidup ini tidak selalu tentang AKU.
Orang sombong biasanya tidak menyadari kalau dirinya sombong dan tingkah lakunya sering menganggu. HOROR ABAD INI adalah menjadi nomor 2. Hal ini sangat menakutkan, menjadi gila hormat, butuh terus menerus didengarkan.. dikagumi. Selalu mendominasi pembicaraan tentang dirinya, apapun, yang penting dan gak penting. Sampai yang mendengarkan juga males.
Kesombongan adalah sifat berbahaya yang berpotensi mengiring kita dalam kehancuran. Cinta diri berlebihan menyebabkan kecenderungan menganggap remeh orang lain. Apalagi orang yang tidak sejalan dengan kita. Kita tega mengucapkannya kata penuh kebencian dan agar orang tersebut celaka, mati dan kalimat sumpah serapah sadis lainnya.
Bayangin kalo kita segitu nyebelin, sangat mungkin ada orang yang sumpahin kita juga.
Lantas mau bagaimana? masak iyah nyumpahin diri sendiri.. *rugi banget*
Makanya yah kan... berbuatlah baik dan kedamaian bagi semua pihak.
Ketika melihat orang lain sukses, memiliki prestasi yang bagus, baik,
mengagumkan dan menyenangkan, kita bertanya,
"Mengapa dia yah Tuhan, bukan aku?"
TAPI giliran bencana, celaka, hal tidak baik, kita bertanya,
"Mengapa aku yah Tuhan, bukan dia?"
Sirik tanda tak mampu.
Kesuksesan orang lain menimbulkan amarah dihati.
Bener banget! Selalu punya banyak alasan untuk menjelekkan orang lain, karena yang boleh sukses hanya dirinya saja. Kasihan! Hatinya kerdil. Banyak kepahitan. Iri hati. Dengki.
Mulai dari komentar, pantes ajah lah dia sukses, kan emak dan bapaknya orang kaya. Wah, itu mah hokinya dia doank kali atau belum tau aja kalian, dia tuh... sesi ghibah dimulai. 😏
Yah, gak gitu juga kali caranya.
Perlu usaha naik keatas bukan merendahkan orang lain untuk menjadi lebih tinggi.
Analoginya yah, misal kita semuanya berada pada ketinggian 0.
Agar terlihat lebih tinggi, kita perlu naik keatas +1, +2 gt kan yah.
Bukannya menekan atau menurunkan orang lain, anggaplah misalnya temannya jadi -1, -2
TAPI kaaaaan, elunya masih di angka 0. PAHAM?
Dibutuhkan kemauan dan kerendahan hati untuk berdamai dengan diri sendiri.
Bukan suatu keahlian tingkat tinggi.
Sederhana namun bukan hal yang gampang.
Sangat sulit melakukannya
Jadi teringat ama salah satu iklan A Mild
“Susah melihat orang senang, senang melihat orang susah.”
Tanya mengapa…
Cara paling tepat mengatasi kesombongan dan kurang puas diri adalah dengan bersyukur.
Jangan melihat hal baik didalam hidup ini sebagai sesuatu yang wajar. Ini kebaikan Tuhan.
Mengurangi keluhan dan memancarkan aura negatif kepada orang lain. Ini pembelajaran yang Tuhan ijinkan terjadi agar aku menjadi lebih baik.
Terus berproses jadi lebih baik yah Kak!
コメント